Sabtu, 18 Agustus 2012

Puisi: GENANGAN DUKA di 1 SYAWAL


GENANGAN DUKA DI 1 SYAWAL

Matahari petang marun, biru jingga
Kilauan indah menghilang disambut malam
Lembut tenggelam sampai ke ujung mimpi
Menit demi menit menjelang
Saat Tuhan menghujani rahmatNya
Dendang gembira hanyut dalam belaian Takbir
Di hari 1 Syawal yang mulia

Hari yang tersa dingin untuk kudekati
Awan mengpung rendah laksana singgasana yang rapuh
Meliuk daun-daun cemara di taman
Tertegun diam kutatap cakerawala membentang
Tak terperikan kesyahduan yang mendesahkan jiwa
Dalam pengasingan yang terbiarkan
Kemanakah perginya orang-orang yang tersayang
Menambah resah genangan duka
Memerih luka yang menganga

Suara Takbir sahut-menyahut
Sayup-sayup terdengar
Air mata menetes perlahan
Dari wajah sepi sang kesatria
Dalam pengasingan yang sepi
Dalam derai tawa orang-orang gembira

Gelas-gelas minuman berkilauan laksana batu mulia
Gugup mendekati, kudengar dengan jelas
Kudapati wajah yang terang
Dengarlah, itu tawa yang berderai-derai
Dendang gembira itu hanyut dalam duka ku
Menyelinap perlahan perasaan ibah
Tertanam kenangan menggaris di ubun-ubun
Oh….Tuhan……………..

Nun jauh di sana
Samar kutatap perlahan

Kampungku sayang kampungku malang
Ibu pertiwi kata para pujangga
Tanah akar ilalang bagi ku
Terpisahnya jasad dari mu
Tertinggal dalam peraduan sunyi
Terasing dari segala kebahagiaan

Janganlah kau menjadi pembenci kehidpan….kawan
Rahasiakanlah penderiataan batinmu
Tutup rapatlah segala keresahaan hati
Biarlah alam menjadi kesaksian kesendirianmu
Hiburlah dirimu sendiri …
Rahasialah….rahasialah….


by; ron.m.nur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar